Sabtu, 12 Mei 2012

contoh silabus pembelajaran


SILABUS PEMBELAJARAN


Sekolah                         : SMP  Muhammadiyah  14 Makassar
Kelas                              : VIII (delapan)
Mata Pelajaran            : Ilmu Pengetahuan Sosial
Semester                        : 1 (satu)
Standar Kompetensi : 2 Memahami proses kebangkitan nasional.

Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran*
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
Teknik
Bentuk
 Instrumen
Contoh
Instrumen
2.1    Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperalisme Barat, serta pengaruh yang ditimbulkannya di berbagai daerah


Kebijakan-kebijakan pemerintah, kolonial

Pengaruh  yang ditimbulkan oleh kebijakan –kebijakan pemerintah kolonial di berbagai daerah 

Bentuk –bentuk perlawanan rakyat dalam menentang kolonialisme Barat diberbagai daerah

Daerah-daerah persebaran agama Nasrani
Membaca referensi tentang contoh kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial

Menelaah pengaruh   yang ditimbulkan oleh kebijakan- kebijakan pemerintah kolonial di berbagai daerah dengan diskusi kelompok

Menelaah bentuk-bentuk perlawanan rakyat dalam menentang kolonialisme Barat di berbagai daerah dengan membaca referensi dan mengamati gambar

Membaca dan membuat peta daerah-daerah persebaran agama Kristiani

·       Mengidentifikasi  kebijakan-kebijaka pemerintah kolonial

·       Mengidentifikasi pengaruh yang ditimbulkan oleh kebijakan –kebijakan pemerintah kolonial di berbagai daerah



·       Mendeskripsikan bentuk-bentuk perlawanan rakyat dalam menentang kolonialisme Barat diberbagai daerah



·       Mengidentifikasi daerah –daerah persebaran agama Kristiani

Tes tulis





Tes tertlis





Tes tulis











Tes Tulis


Tes Uraian





Tes Uraian





Tes pilihan ganda










Tes Uraian
Uraikan kebijakan yang dikeluarkan pada masa pemerintahan Daendels, Raffles, Sistem Tanam Paksa dan sistem Liberalisme

Jelaskan pengaruh yang ditimbulkan olh kebijakan –kebijakan pemerintah kolonial diberbagai daerah

Penyebab perang Banjar ialah ....
a. perebutan kekuasaan di istana
b. Belanda campur tangan urusan istana
c.  Belanda merebut pertambangan batubara
d. Belanda menduduki Banjarmasin

Sebutkan daerah-daerah yang dipengaruhi agama Kristiani


6 JP
Buku sumber
 yang relevan

Atlas sejarah

Lukisan sejarah

Foto dan gambar

Musium

Masyarakat
2.2.Mengurai-kan proses terbentuk-nya kesadaran na sional, identitas Indonesia , dan perkem-bangan pergerakan kebangsaan Indonesia


Perkembangan pendidikan Barat dan perkembangan pendidikan Islam terhadap munculnya nasionalisme Indonesia

Peranan golongan terpelajar ,profesional dan pers dalam menumbuh kembangkan kesadaran nasional
Indonesia

Perkembangan pergerakan nasional dari yang bersifat etnik ,kedaerahan ,keagamaan sampai terbentuknya nasinalisme Indonesia.

Peran manifesto politik 1925 ,Konggres Pemuda 1928 dan Konggres Perempuan Pertama dalam proses pembentukan identitas kebangsaan Indonesia
Membaca buku referensi tentang perkembangan pendidikan Barat dan perkembangan pendidikan Islam terhadap munculnya nasionalisme Indonesia

Menelaah peranan  golongan terpelajar ,profesional dan pers dalam mengembangkan wilayah dan lingkungannya kemudian membandingkan dengan peranan golongan terpelajar ,profesionaldan pers pada masa pergerakan nasional

Membaca buku referensi tentang perkembangan pergerakan nasional dari yang bersifat etnik ,kedaerahan ,keagamaan sampai terbentuknya nasionalisme Indonesia

Menelaah peran manifesto politik 1928,dan Konggres Pemuda 1928,dan Konggres Perempuan Pertama dalam proses pembentukan identitas kebangsaan Indonesia dengan membaca buku referensi dan mengamati gambar
·       Menjelaskan pengaruh perluasan kekuasaan kolonial , perkembangan pendidikan Barat ,dan perkembangan pendidikan islam terhadap munculnya nasionalisme Indonesia

·       Mendiskripsikan peranan golongan terpelajar ,profesional ,dan pers dalam menumbuh kembangkan kesadaran  nasional  Indonesia




·       Mendiskripsikan perkembangan  pergerakan nasional dari yang bersifat etnik, kedaerahan , keagamaan sampai terbentuknya nasionalisme Indonesia

·       Mendiskripsikan peran manifesto politik 1925, Konggres Pemuda 1928, dan Konggres Perempuan Pertama dalam proses pembentukan identitas kebangsaan Indonesia


Tes tulis











Penugasan












Tes tulis






Portofolio















Tes pilihan ganda










Tugas proyek











Tes Uraian






Dokumen pekerjaan

Pengaruh pendidikan Barat terhadapbangsa Indonesia ialah....
a. melahirkan golongan terpelajar
b .melahirkan tokoh-tokoh politik
c. munculnya ahli ekonomi
d. munculnya golongan anti Belanda

Lakukan survei di lingkunganmu tentang peranan golongan terpelajar , profesional dan pers dalam pengembangan wilayah dan lingkunganmu kemudian membandingkan peranan yang sama pada masa pergerakan nasional dan buatlah laporan tertulis !

Uraikan perkembangan salah satu  organisasi kebangsaan yang bersifat etnik ,kedaerahan dan keagamaan.

Kumpulkan gambar dari referensi , dari sumber-sumber yang relevan atau kunjungan musium atau monumen tentang Konggres Pemuda 1928,Konggres Perempuan Pertama dan buatlah rangkuman sebagai laporan
8 JP
Buku sumber
 yang relevan

Atlas sejarah

Lukisan sejarah

Foto dan gambar

Biografi

Musium

Masyarakat
v  Karakter siswa yang diharapkan :        Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)


Mengetahui,
Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 14 Makassar


( LISNA, S.Ag.,S.Pd.I )


Makassar, 15 November  2011
Guru Pembimbing



( SUMARNI.,S.Pd )



TEMPO.CO , Moskow - Pelanggaran terhadap persyaratan izin ketinggian dianggap antara lain sebagai alasan jatuhnya SSJ-100. Pilot kehormatan dan ahli keamanan penerbangan, Vladimir Gerasimov, menyatakan keyakinannya kecelakaan sepenuhnya karena faktor kecerobohan pilot.
"Pesawat jet menabrak gunung," katanya. "Ini berarti dia turun lebih rendah dari batas aman. Ada ketinggian minimal untuk medan mulus, daerah perbukitan, dan daerah pegunungan. Jika jet sampai celaka, berarti ada aturan ketinggian yang dilanggar."
Jika reruntuhan terletak di 1,5 km dari titik terakhir komunikasi dengan kontrol lalu lintas udara - ini berarti hanya beberapa detik penerbangan. "Ini berarti kita berbicara bukan tentang pesawatnya, tetapi tentang pilot. Ini kesalahan pilot," katanya.
Seorang pilot Indonesia, yang telah menerbangkan lebih dari 33.000 jam, juga sangat percaya kecelakaan itu disebabkan oleh kesalahan manusia. "Saya tidak bisa tidak bertanya-tanya sendiri, mengapa pilot meminta untuk turun ke 6.000 kaki? Itu melanggar izin ketinggian minimal (minimum obstacle clearance  altitude/MOCA). Di lokasi itu, clearance minimum adalah sekitar 11.000 kaki," kata Ronny Rosnadi seperti dikutip Russia Today.
"Pesawat itu seharusnya turun ke ketinggian yang lebih rendah hanya ketika mendekati sebuah titik di selatan pantai Pangandaran. Itu jauh lebih aman," tambahnya.

THE DIRECT METHOD
The naturalistic –simulating the “natural “ way in which children learn first languages-approaches of gouin and few a of contemporaries did not take hold immediately. A  generation later ,applied linguistic finally  established the credibility of such approaches. Thus it was at the turn of the century, the direct method become quite widely known and practiced.
The basic premise of the direct method was similar to that of Gouin’s Series method, namely, that second language learning should be more like first language learning-lots of oral interaction, spontaneous use of the language, no translation between first and second language, and the little or no analysis  of grammar rules. Richards and Rodgers (1986:9-10) summarized the principles of the direct method:
1.       Classroom instruction was conducted exclusively in the target language.
2.       Oral everyday vocabulary and the sentence were taught.
3.       Oral communication skills were built up in a carefully traded progression organized around question and answer exchanges between teachers and students in a small, intensive classes
4.       Grammar was taught inductively.
5.       New teaching point were taught through modeling and practice
6.       Concrete vocabulary was taught thorough demonstration, object, and pictures; abstract vocabulary was taught association of ideas
7.       Booth speech and listening comprehension were taught
8.       Concrete pronunciation and grammar were emphasized.
The direct method enjoyed considerable popularity at the beginning of the twentieth century. It was most widely accepted in private language schools where students were highly  motivated and where native speaking teachers could be employed. One of the best known of its popularizes  was Charles Berlitz (who never used the direct method and chose instead to call his method the Berlitz Method). To this day Berlist is a house hold word berlizt language schools are thriving in every country of the world .
But almost any method can succeed when clients are willing to pay high princes for small classes, individual attention , and intensive study. The direct method did not take well in public education  ,where the constrains of budget, classroom size, time, and the teacher background made such as method difficult to use. Moreover the direct Method was criticized for its weak theoretical foundation. Its success may have been more a factory of the skill and personality of the teacher than of the methodology its self.
By the end of the first quarter of the twentieth century ,the use of the direct method had decline both in Europe and in the US. Most language curricula returned to the to the grammar translation method or to a approach emphasized reading skills in a foreign languages. But it is interesting that by the middle of the twentieth century, the direct method was revived and redirected in to what was probably the most visible of all language teaching “revolution “ in the modern era ,  the audio language method. So even somewhat short  lived movement in a language teaching would reappear in the changing winds and shifting sands of history.